Sabtu, 11 November 2017

Sistem Informasi Psikologi



SISTEM PAKAR
Sistem pakar (expert system) adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar. Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar. Lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

TES KEPRIBADIAN PAPI KOSTICK
PAPI™ (Personality and Preference Inventory) adalah “personality assessment” (alat tes penilaian kepribadian) terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR (Human Resource) dan manajer terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu pada semua tingkatan. Personality and Preference Inventory (PAPI) dibuat oleh Guru Besar Psikologi Industri dari Massachusetts, Amerika, yang bernama Dr. Max Martin Kostick pada awal tahun 1960-an.
PAPI Kostick dibagi menjadi dua dengan versi ipsative (PAPI-I) dan normative (PAPI-N). Versi ipsative, PAPI-I, dirancang untuk digunakan untuk pengembangan pribadi, sedangkan normative versi, PAPI-N, yang dimaksudkan untuk digunakan untuk perbandingan dan seleksi.


 


Aspek yang Diungkap Tes PAPI Kostick
PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu pengukuran kebutuhan atau needs dan pengukuran persepsi atau roles (persepsi keadaan individu di tempat kerja). PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing – masing mewakili need dan role tertentu. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:


 Nama : Ismi Ranjani Makruf
 Kelas : 4PA22
 NPM : 15514513

 

Jumat, 20 Oktober 2017

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI



Nama : Ismi Ranjani Makruf
Kelas : 4PA22
NPM : 15514513

1.      Tuliskan Penelitian Ilmiah yang telah anda buat!

a.       Judul : Hubungan Intensitas Mengakses Situs Porno dan Perilaku Seksual pada Remaja

b.      Latar Belakang :
Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, biologis, lingkungan, dan sosial. Selain itu masa remaja merupakan masa eksplorasi dan eksperimen seksual, masa fantasi dan realitas seksual, masa mengintegrasikan seksualitas kedalam identias seseorang (Santrock, 2011).
Masa remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, biologis, lingkungan, dan sosial. Selain itu masa remaja merupakan masa eksplorasi dan eksperimen seksual, masa fantasi dan realitas seksual, masa mengintegrasikan seksualitas ke dalam identitas seseorang (Santrock, 2011).
           Masa remaja juga ditandai dengan pubertas. Hormon pubertas dapat mendasari hubungan antara perkembangan pubertas dan perilaku seksual.  Penelitian juga telah menghubungkan kedua tahap perkembangan pubertas dan waktu pubertas terhadap perilaku seksual (Crockett, 2003). pada saat memasuki masa remaja dorongan-dorongan seksual didalam diri remaja juga menimbulkan perilaku seksual.
           Selain pubertas, perilaku seksual juga disebabkan karena remaja memiliki rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir tidak dapat dipuaskan (Santrock,2011). Karena rasa ingin tahu yang besar ini,  remaja menjadi semakin  sadar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seks dan berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks, apalagi informasi tentang seks begitu mudah didapatkan di internet.
           Fitrisary dan Muslimin (2009) pun mengatakan bahwa internet memudahkan kita untuk mengakses situs sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna jasa elektronik modern tersebut. Salah satu situs yang ada diinternet merupakan situs porno yang menyajikan beragam gambar pornografi yang tentu saja tanpa sensor. Oleh karena itu, remaja menjadi salah satu segmen yang rentan terhadap keberadaan pornografi, terutama situs porno (Setyadharma,2015).
Remaja yang sering melihat adegan porno melalui situs porno diinternet akan termotivasi untuk melakukan modelling, dengan cara meniru adegan-adegan tersebut. Selain itu, adanya reward berupa perasaan nikmat atau kesenangan setelah melakukan perilaku seksual akan membuat remaja cenderung mengulangi lagi perilaku seksual tersebut. Semakin sering mengakses situs porno maka perilaku seksual remaja cenderung semakin meningkat. 

c.       Tujuan
Untuk menguji secara empirik mengenai hubungan antara intensitas mengakses situs porno dan perilaku seksual pada remaja.

d.      Metode Penelitian
·         Sampel : Remaja yang bersekolah di SMA Negeri di Tangerang
·         Populasi : Remaja yang bersekolah di Tangerang
·      Teknik Sampling : purposive sampling dengan karakteristik tertentu, yaitu remaja yang berumur 16-18 tahun, pengguna internet.
·    Teknik Analisis Data: Korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 for Windows

2.      Apakah dari PI tersebut, dibuat suatu sistem, maka termasuk ke dalam CBIS yang mana?

= Sistem Pakar 

3.      Apakah terdapat potensi dilakukan penelitian terhadap sistem-sistem yang ada dengan topik PI anda?

= mungkin bisa