Rabu, 21 Oktober 2015

RESUME JURNAL : HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERILAKU MENGAKSES SITUS PORNO DAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA Diah Viska Rahmawati Noor Rochman Hadjam Tina Afiatin Universitas Gadjah Mada

Di era  globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, internet sangat mudah diakses dan berkembang dengan pesat. Termasuk materi-materi seks yang berbau porno yang bebas berkembang tanpa sensor. Kemudahan dan fasilitas yang disediakan internet membuat materi-materi berbau seks menjadi lebih variatif. Tidak hanya gambar diam saja namun gambar bergerak dengan suara, video durasi pendek dan durasi panjang  pun disediakan oleh internet. Sajian situs porno tidak hanya menampilkan wanita telanjang, namun masih banyak sekali sajian yang berbau porno yang disediakan oleh internet. Seperti pedophilia, sadomasochism, dsb. Semua sajian ini dapat diakses dan didapatkan dengan mudah di internet.


Elmer-Dewit (1995) menyebutkan hasil penelitiannya yang dilakukan di Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh, Pennysylvania, AS, selama 18 bulan tentang adanya 917.410 gambar-gambar eksplisit, deskripsi, cerita pendek dan klip film bercorak pornografi. 


Sedangkan shwartz


 menyatakan bahwa ada kurang lebih 200 situs baru yang menyertakan pornografi bertambah setiap harinya dan juga menunjukan bahwa 98.9 % ( Elmer-Dawit, 1995) khalayak situs porno adalah pria dan 1.1 % adalah wanita.


Perbedaan jumlah yang sangat terlihat ini kata Cooper disebabkan karena pria lebih menyukai stimulus visual, sementara wanita tertarik menjalin persahabatan dan interaksi. Berbeda dengan widyastuti, beliau menyebutkan bahwa pria terangsang oleh stimulus visual/pengamatan, sedangkan perempuan terangsang oleh stimulus pendengaran.


Dari hasil survey yang dilakukan pada tanggal 26 febuari-11 maret 2001 terhadap 10 subjek yang pernah mengakses situs porno, 9 orang merasa terangsang gairah seksualnya dan ingin memuaskan dorongan seks yang dirasakan, 1 orang subjek mengaku pernah melampiaskannya dengan melakukakn oral seks. Mereka memilih situs porno karena bersifat privasi dan mudah untuk mendapatkannya, dibanding membeli majalah atau vcd. Dan mereka juga lebih menyukai warnet dengan sekat tertutup dan akses internet yang cepat.


Hasil survey awal hampir sama dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa 50% internet digunakan untuk membuka situs porno (http://www.bisik.com/filestatis/beritadetail/2000130-07.asp)

yang penggunannya 60-70% adalah mahasiswa dan pelajar yang berusia remaja. (http://www.bogor.net/infohrd/Infohrd5.htm)


Ketertarikan remaja terhadap situs porno diakibatkan oleh masa transisi yang sedang dialami. Remaja mengalami berbagai perubahan, baik pada aspek fisik, seksual, emosional, religi, moral, sosial, maupun intelektual.(Hurlock, 1993)


Perubahan pada aspek seksual berkaitan dengan matangnya kelenjar hipofisa yang merangsang pengeluaran hormon yang mempengaruhi organ-organ repoduksi. Remaja sangat rentan terhadap keberadaan pornografi karena mereka sadar akan hal-hal yang berkaitan dengan seks dan selalu berusaha menambah informasi tentang hal tersebut. seperti kata Harlock (1973) yang menyebutkan bahwa remaja lebih tertarik kepada materi seks yang berbau porno dibandingkan dengan materi seks yang dikemas dalam bentuk pendidikan.


Remaja juga sedang mengalami perubahan aspek religiulitas. Penilitian menunjukan bahwa ada hubungan antara religiulitas dengan perilaku seksual remaja. Semakin tinggi religiulitas semakin dapat dia mengontrol dan mengatur perilaku seksual sejalan dengan nilai dan norma yang ada (suharno 1992;Hanani 1995). Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan kognitif remaja yang sudah mencapai taraf formal operational (teori piaget)  yang mana pada saat taraf ini remaja dapat mengubah cara berfikir dan merasakan nilai-nilai agama. Dan anak dapat mulai berfikir abstrak, konkrit, dan kritis.


Berdasarkan sensus kependudukan kota Yogya pada tahun 2000, penduduk muslim mencapai 388.871 jiwa dari 485.695 jiwa itu berarti 80.06%. secara otomatis penggunaan internet juga banyak yang memeluk agama islam. Didalam Al-Qur’an dan hadis pornografi diharamkan. Jika remaja memahami dan melakukan nilai-nilai agama itu akan mengurangi kecenderungan mengakses situs porno.Kemudahan akses situs porno dapat menjadi tempat pelarian dari ketegangan mental yang akan mengarah pada kecanduan. 


Menurut Elmer- Dewitt (1995) Situs porno memiliki daya tarik untuk diakses seperti privacy (yakni kerahasiaan, keleluasaan pribadi), efficiency (materi dapat diambil, dicetak, ditampilkan dengan mudah), harmless (kebebasan eksplorasi aspek-aspek seksualitas). 


Menurut Cooper internet memiliki “Triple A Engine” yaitu biaya yang murah (affordability), dapat masuk dan keluar sesuka hati (accessibility), dan tanpa takut dikenali orang lain (anomity).


Young dkk (2000) mengemukakan sebuah model untuk menjelaskan bagaimana internet dapat menciptakan kecanduan cybersex. ACE Model of Cybersexual Addiction digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana adanya anonimitas (the Anonymity) dari interaksi online tersebut dapat meningkatkan perilaku seksual menyimpang; kemudahan akses dan tersedianya situs-situs porno menjadi alat yang dapat menyenangkan hidup (the Convenience) serta menjadikannya tempat pelarian untuk ketegangan mental dan memperkuat pola perilaku yang mengarah pada kecanduan (the Escape).


Kecenderungan mengakses situs porno menurut Young dipengaruh factor internal dan eksternal. Factor internal adalah factor kepribadian dan control diri dan factor situasional (riwayat kesehatan), sedangkan factor eksternal adalah factor interaksional (aspek interaktif aplikasi internet) dan factor lingkungan (pendidikan formal dan informal serta lingkungan subjek sendiri).


Menurut Suler (1998) masa remaja yang disebut sebagai periode “storm and stress” ternyata memang dapat menimbulkan kesulitan dan frustasi dalam periode kehidupan remaja dengan adanya tekanan dari sekolah, keluarga, teman. Semua frustasi yang ditimbulkan itu – terutama frustasi agresi dan hormon seksual yang sedang meningkat dapat dilepaskan di dunia internet yang bersifat anonim. 


Dunia saiber menawarkan semua kesempatan bagi remaja untuk memuaskan kebutuhan berekspresi, eksplorasi dan eksperimen dengan identitas mereka. Untuk itulah remaja membutuhkan agama sebagai pengendali dirinya dalam memantapkan kepribadian dan dapat mengontrol perilakunya (Afrianti, 1999). 

Sangat diharapkan agar para remaja pengguna internet dapat menjaga diri dari godaan situs porno. Sebab cybersex, baik surfing situs porno maupun chatting erotis, menurut Wildan (http://www.surabayapost.co.id/00/04/16/02CIBER) adalah permainan yang menggiring orang memunculkan imajinasi seksual bukan dengan muhrimnya. Hal ini dilarang agama karena kekuatan imajinasi seks yang menggunakan media atau tidak pada dasarnya, pada hakikatnya sama yaitu dapat menyebabkan individu terangsang secara seksual, sedangkan segala pemuasan syahwat tanpa melalui perkawinan yang sah dilarang agama.


Agama menurut Haditono (Haryanto, 1993) mutlak dibutuhkan untuk memberikan kepastian norma, tuntunan untuk hidup secara sehat dan benar, dimana norma agama ini merupakan kebutuhan psikologis yang akan memberikan keadaan mental yang seimbang, mental yang sehat dan jiwa yang tenteram.


Untuk itu para remaja diharapkan mengerti dan memahami nilai-nilai agama dan menjalankannya, agar kemudian dapat diasumsikan dapat mengurangi kecenderungan mengakses situs porno.
setelah diuraikan pembahasan seperti diatas penulis membuat hipotesis yang akan diuji kebenarannya yaitu:
1. Ada hubungan negatif antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku mengakses situs porno pada remaja.

2. Ada perbedaan kecenderungan perilaku mengakses situs porno antara remaja laki-laki dan perempuan. 


METODE PENELITIAN


Subjek penelitian

Penulis memilih populasi adalah para remaja, sampelnya adalah remaja laki-laki dan perempuan berusia 18-24 tahun berstatus mahasiswa beragama islam dan merupakan pengguna internet yang waktu akses per-minggunya antara 1-8 jam. Masing-masing berjumlah 34 remaja perempuan dan 49 remaja laki-laki.


Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan dua macam skala, skala yakni skala religiulitas dan skala kecenderungan perilaku mengakses situs porno. Dan angket identitas digunakan untuk mengetahui identitas subjek penelitian dan karakteristik user situs porno.

Kedua skala tersebut menyediakan empat alternative tanggapan yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).


Skala Religiulitas yang digunakan disusun oleh Turmudhi (1991) berdasarkan dimensi-dimensi religiulitas yang disusun oleh Glock dan Stark. Dimensi-dimensi tersebut yakni: dimensi ideologi, dimensi ritual, dimensi eksperiental, dimensi intelektual, dan dimensi konsekuensi. Aitem-aitem dalam semua dimensi kecuali dimensi intelektual disatukan dalam satu skala karena mengukur sifat yang sama yaitu sikap dan perilaku religius. Terdapat 12 pasang aitem identic satu dengan yang lain yang berfungsi menguji kesungguhan subjek dalam menjawab. 


Sedangkan dimensi intelektual terdapat 27 aitem yang disusun dalam skala tersendiri karena skala tersebut bersifat mengukur tingkat pengetahuan keagamaan. Dimensi intelektual dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang masing-masing mempunyai empat jawaban namun hanya satu yang benar.


Gabungan dua skala ini mempunya skor realibilitas 0.9512 (Turmudhi 1991). Apabila dikurang dengan aitem-aitem yang tidak valid, maka skala ini realibel dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat ukur.

Skala kecenderungan perilaku mengakses situs porno disusun oleh penulis berdasarkan teori Cooper,dkk (1999). Untuk melihat seberapa tinggi kecenderungan individu untuk mengakses situs porno. Aspek-aspek yang terdapat dalam skala ini meliputi aspek aktivitas, refleksi, kesenangan dan kegairahan. Berdasarkan hasil uji coba, dari 60 butir aitem diperoleh 48 butir aitem sahih dengan sebaran konsistensi internal antara 0.3321-0.8539 dan indeks reliabilitas alpha=0.9682.


Metode analisis data


Data yang diperoleh dianalisis secara statistic dengan Teknik analisis korelasi Product Moment Pearson untuk pengujian hipotesis pertama. Metode analisis data untuk pengujian hipotesis kedua adalah uji-t yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rerata kecenderungan perilaku mengakses situs porno antara kelompok remaja laki-laki dan remaja perempuan.


Hasil


Data yang terkumpul dan lulu uji konsistensi dan uji asumsi kemudia dianalisis dengan uji korelasi product moment pearson untuk membuktikan hipotesis satu dan t-test untuk membuktikan hipotesis kedua.
1   1.Ada korelasi negatif yang signifikan antara kecenderungan akses situs porno dengan religiusitas
   (rxy = -0.208; p = 0.029, p′0.05). Dapat dikatakan makin tinggi religiusitas, maka makin rendah kecenderungan perilaku akses situs porno begitu sebaliknya.

     2.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku akses situs porno yang sangat signifikan antara laki-laki dan perempuan (0L=109.04 0P = 85.97, t = 5.221; p = 0.000, p′0.01). Hal ini menunjukkan bahwa remaja laki-laki mempunyai kecenderungan perilaku mengakses situs porno yang lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan. 
 
     3.Analisis tambahan yang dilakukan terhadap masing-masing dimensi religiusitas menunjukkan bahwa diantara dimensi lainnya, dimensi konsekuensial mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan kecenderungan mengakses situs porno dengan sumbangan efektif sebesar 61.1%.


4. Dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan kecenderungan perilaku mengakses situs porno subjek dalam penelitian ini tergolong rendah (0E = 99.59 ′ 0H = 120). 
      5. Koefisien determinasi (r2) sebesar 0.043 yang berarti bahwa religiusitas memberikan sumbangan efektif sebesar 4.3% terhadap kecenderungan perilaku mengakses situs porno.


KESIMPULAN

Kesimpulan dari penilitan ini adanya hubungan negatif antara religiulitas dengan kecenderungan mengakses situs porno. Semakin tinggi tingkat religiulitas semakin rendah kecenderungannya mengakses situs porno begitu sebaliknya. Dan juga kecenderungan mengakses situs porno pada laki-laki lebig tinggi sedangkan perempuan lebih rendah.


KEKURANGAN

Kekurangan jurnal ini menurut saya adalah:

-          -Terlalu mengacu pada satu agama saja, penulis tidak mencantumkan agama yang lain.

-          -Pembahasan terlalu banyak dibagian situs pornonya dibandingkan dengan pembahasan religinya.

-          -Subjek penelitian kurang spesifik.


Saya membuat resume ini untuk melengkapi tugas yang telah diberikan oleh dosen kepada saya. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penulisan. Dan terima kasih kepada penulis jurnal dengan judul HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERILAKU MENGAKSES SITUS PORNO DAN RELIGIULITAS PADA REMAJA yaitu Diah Viska Rachmawati, Noor Rochman Hadjam, dan Tina Afiatin dari Universitas Gadjah Mada.






SUMBER: JURNAL HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN  PERILAKU MENGAKSES SITUS PORNO DAN   RELIGIUSITAS PADA REMAJA  KARYA Diah Viska Rahmawati, Noor Rochman Hadjam,  Tina Afiatin   Universitas Gadjah Mada.



                                                                                                                                                                      

Kamis, 01 Oktober 2015

LAYANAN INTERNET YANG SERING DIGUNAKAN DAN DAMPAK PENGGUNAAN INTERNET

Internet memiliki banyak layanan yang dapat kita akses dimana saja dan kapan saja. Banyaknya layanan internet membuat kita menjadi mudah dalam mendapatkan apa yang kita butuhkan seperti informasi, hiburan, dll. Ataupun memberikan informasi dan mengexplore apa yang ada pada diri kita.

Karena banyaknya layanan internet yang disediakan. Kita menjadi ingin tahu apa saja yang disuguhkan oleh layanan internet. Sehingga membuat kita mencoba semua layanan internet seperti social media ataupun search engine.

Selain itu dengan kita mencoba berbagai layanan internet itu bisa membuat gambaran terhadap kita, seorang pengguna internet yg update atau tidak. Dan keseringan dalam penggunanya membuat kita menjadi eksis dikalangan masyarakat. Contohnya pada saat ini terdapat selebtweet, selebgram, youtubers,dll.

Dalam kehidupan sehari-hari saya tidak bisa melepaskan diri dari layanan internet. Saya akan mengurutkan layanan internet apasaja yang saya sering gunakan.

1. Chatting
Mengapa saya mengurutkan chatting menjadi layanan internet nomor satu, itu dikarenakan komunikasi sangat dibutuhkan setiap waktu bahkan kita benar-benar tidak dapat terpisahkan darinya. Banyak sekali aplikasi chatting yang di berikan oleh layanan internet. Aplikasi chatting yang saya sering gunakan seperti:

A. Line
Aplikasi chatting ini saya sangat sering gunakan. Karena line memberikan berbagai fitur yang mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan siapapun. Selain chatting terdapat fitur free call yang lebih mempermudah kita untuk komunikasi langsung dengan seseorang walaupun masih ada sedikit kendala ketika menggunakannya. Aplikasi chatting line pun lebih ekspresif dengan berbagai emoticon dan stiker yang dapat menggambarkan suasana hati kita. Kemudian terdapat fitur lainya yang slalu di kembangkan menjadi lebih bermanfaat.

B. BBM
Aplikasi ini merupakan yang kedua yang sering  digunakan. Fitur yang disediakan hampir sama dengan line. Yang membedakannya hanya cara menambahkan teman saja, kalau line caranya dengan menggunakan ID pengguna sedangkan BBM menggunakan pin yg sudah disediakan oleh BBM. Dahulu BBM hanya dapat di gunakan di handphone BBM namun saat ini bisa digunakan di android dan iphone.

C. Whatsapp
Aplikasi ini paling terakhir yg digunakan. Dibandingkan dengan line dan BBM. Fitur yang disediakan pun hampir sama dengan line dan bbm namun whatsapp tidak memiliki stiker untuk mengeksperesikan perasaan kita. Dan perbedaan whatsapp dengan yg lain adalah cara menambahkannya dengan no.handphone.

2. Social Media
Social media merupakan layanan internet yang sering digunakan para remaja pada saat ini. Social media membuat para remaja dapat mengembangkan aktivitas sosial mereka. Para remaja juga tidak bisa melepaskan social media dari hidup mereka. Namun saat ini tidak hanya para remaja yang menggunakannya, tetapi kalangan dewasa dan orang tua pun menggunakannya. Namun terkadang cara menggunakannya yang berbeda-beda.
Social media yang sering saya gunakan seperti:

A. Instagram
Saat ini instagram sangat di gandrungi oleh para remaja, artis-artis, bahkan para penjual berbagai macam produk. Karna instagram membuat fitur yang membuat kita dapat menggunaksnnya sesuai apa yg inginkan. Kita dapat mengupload video maupun foto dengan berbagai caption. Caption bisa berisi nasihat ataupun curahan isi hati. Untuk para artis, instagram digunakan untuk mengupload segala aktivitas agar lebih dekat dengan para fans mereka. Dan untuk para penjual berbagai produk, instagram merupakan lahan penghasil pundi-pundi uang yang menjanjikan. Karena instagram dapat membuat produk menjadi lebih menarik.Selain itu saya pun jadi tertarik untuk melihat produk-produk mereka.

B. Path
Path menempati urutan kedua setelah instagram.Path adalah aplikasi untuk mengupload segala macam aktivitas kita dr mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Apa yang kita dengar, kita tonton, dsb.

C. Twitter
Twitter menempati urutan ketinga.Twitter adalah aplikasi untuk menuliskan berbagai kata yang sering disebut dengan tweet. Tweet berisi berbagai macam kata-kata. Nasihat, sindiran, curahan hati, dan masih banyak jenis tweet yg lainnya.

D. Facebook
Facebook menempati urutan terakhir.Facebook adalah aplikasi yang dapat menemukan teman lama atau teman baru. Dengan fitur chatting mempermudah kita komunikasi dengan mereka dan mengembalikan kenangan bersama teman-teman.

3. Google
Google sudah tidak asing bagi kita. Google dapat menjawab segala macam pertanyaan kita. Google mengetahui segala macam informasi dari seluruh dunia. Google juga dapat mengunduh segala macam jenis hiburan.Ini adalah layanan internet yang paling tidak bisa di tinggalkan oleh kita semua.

4. Youtube
Youtube digunakan oleh saya untuk mengakses segala macam video yang paling terbaru. Saya lebih senang melihat video music para musisi.


Dari sekian banyak layanan internet. Pasti penggunaan layanan internet memiliki dampak yang positif dan negatif.
Menurut saya dampak positif dari berbagai layanan internet diantaranya:
- menjalin silaturahmi dan komunikasi yang baik         dengan semua orang.
- dapat mengetahui kabar dari orang terdekat.
- mendapatkan informasi, hiburan, dsb.
- memulai sebuah bisnis
- membeli sesuatu yang kita butuhkan.
 Dan masih banyak lagi. Itupun jika kita menggunakannya dengan positif dan untuk mencari ilmu.

Dampak negatif dalam menggunakan layanan internet:
- dapat mengakses situs dewasa yang seharusnya tidak diakses oleh para remaja.
- dapat berbuat kriminal dengan menggunakan internet.
- internet membuat kita menjadi lupa waktu.
- internet membuat kita menjadi lalai dalam mengerjakan hal-hal lain.

Masih banyak dampak negatif yang kita rasakan. Maka dari itu kita seharusnya pintar-pintar dalam menggunakannya.